Penayangan bulan lalu

Selasa, 19 Oktober 2010

PETROGENOL 800L



  
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Pengendalian Hama Lalat Buah”
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.













Tugas (1)….pendeskripsian tentang Hama Lalat Buah.

 PEMBAHASAN DALAM LAPORAN

Nama Hama     : Dacus Spp

Metamorphosis: Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara sempurna (holometabola). Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa (kepompong), dan lalat dewasa dalam satu siklus kehidupannya.
Cara merusak Tanaman : Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagiantengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengannoda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur kedalam buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva makan daging buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelummasak. Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil dengan ukuran antara 4-10 mm yang biasanya meloncat apabila tersentuh. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan.






Tugas (2)
Petrogenol 800 L

Nama Bahan Aktif :  Metil eugenol 800 g/l
Merek Dagang       :  Petrogenol Atractan 800 L
Formulasi                ; Cair
Dosis                       ; 0,125-0,25 ml/Perangkap













PETUNJUK DAN PENGGUNAAN
Petunjuk dasar pengunaan
Dasar penggunaan Petrogenol 800 L  untuk mengenadalikan lalat buah dacus SPP petrogenol  800 L mengandung bahan aktif metal eugenol yang memiliki sifat bau khas,mampu menarik lalat buah jantan familia tephritidae,terutama  genus dacuss spp.dengan mengunakan suatu perangkap lalat buahjantan akan tertarik dan terperangkap masuk perangkap sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat perkawinan dan akhirnya mengurangi populasi lalat jantan,mengurangi tingkat perkawinan dan akhirnya mengurangi populasi lalat buah berikutnya.
Membuat perangkap
Cara yang cukup mudah dan murah yaitu menggunakan bekas wadah air minum yang berbentuk  tabung botol yang lehernya  bebrrbentuk kerucut.bagian tabung yang berbentuk kerucut dipotong kemudian dipasang kembali secar terbailik,bagian mulut tabung menghadapkedalam tabung.bagian sambung dilem atau diplester dengan selotip.
Memasang atraktan
Atraktan petrogenol 800L dipaparkan pada medium kapas.mampatkan kapas  dengan dipilin sampai sebesar ibu jari kemudian di ikat dengan kawat kecil.teteskan  petrogenol 800L sebanyak 0,125-0,25 ml pada kaps sampai basah  namun tidak menetes.pasang pilinan kapas yang sudah diberi petrogenol 800 L didalam tabung perangkap sedemikian rupa sehingga mengantung pada bagiantengah tabung perangkap.gantungkan perangkap pada dahan atau ranting setinggi 2-3 meter dari tanah atau dibagian dalam tajuk pohon.
Dosis pengunaan
Pemasangan perangkap dikerjakan sejak  pembentukan buah sampai panen.pemberian petrogenol 800L pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali.dalm 1 Ha pertanaman dapat dipasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing perangkap 20 meter.

Kapas mengandung
Petrogenol 800L                                                   kawat untuk perangkap pada cabang






                                X               x                        x                  x                 x


Lalat buah yang terperangkap                                                     bagain tabung berbentuk kerucut
                 
Gambar skema alat perangkap
HASIL DAN PEMBAHASAN DILAPANGAN MENGENAI  PETROGENOL 800 L

Nama Tanaman : Pohon Mangga
Lokasi :Perkarangan Rumah, ulekareng Meunasah Papeun.
Alat perangkap yang telah di pasang hanya berlangsung selama 4 hari,dan didapat bahwa jumlah lalat buah yang mati sebanyak 54 ekor didalam satu perangkap

Senin, 18 Oktober 2010

siputox 5G


KATA  PENGANTAR
           Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengaruh SIPUTOX terhadap Molusca yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari lapangan. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “SIPUTOX 5G” yang bergunga untuk menghadapi molusca. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung  dalam penyusun penelitian ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

























BAB I
PEMBHASAN
Latar Belakang
SIPUTOX 5G adalah jenis Molustisida yang digunakan Untuk Menghadapi jenis Molusca seperti siput ,keong mas,lintah dan lain-lain..SIPUTOX 5G ini bentuknya berupa Butiran Padat proses pengaplikasianya adalah ditabur disekitar Tanaman dengan jarak yang telah ditentukan,. Dari sekian banyaknya Molusca  yang menyerang tanaman SIPUTOX 5G ini dapat mengendalikan Organisme tersebut Tanaman yang sering diserang adalah tanaman sayur-sayuran dan Tanaman Hias.Bahan Aktif yang dikandung didalamnya adalah Metaldehyda jenis-jenis Molusca Akan mati jika permukaan kulitnya menyentuh bahan kimia tersebut.

Tujuan
Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengetahui efikasi SIPUTOX 5G dalam Mengendalikan Molusca.dibeberapa titik yang berbeda dengan jarak masing-masing 3 meter,dengan cara di tabur diatas permukan tanaman  secara (melingkari).








Cara Penggunaan
Adalah bagaimana  cara Mengalikasikan SIPUTOX 5G ini dilapangan,berikut adalah tahapan atau langkah dalam Pengaplikasikan SIPUTOX 5G
Langkah –Langkahnya Meliputi:
1.      Siapkan SIPUTOX 5G
2.      Tentukan  tempat dan jenis Tanaman yang akan di uji coba dengan SIPUTOX 5G ini
3.      Buat jarak yang telah ditentukan masing-masing tanaman berjarak 3 meter ,dari tempat titik yang berbeda.
4.      Taburkan SIPUTOX 5G pada Pagi Hari (08.00 WIB) atau Sore Hari (05.00) diatas Tanah dengan Cara melingkari Tanaman tersebut
5.      Pengaplikasian Dilapangan dimulai Pada tanggal 7 Oktober 2010, kemudian satu hari kemudian lakukanlah pengamatan yaitu pada tanggal 8 Oktober 2010 ,Pengamatan dilakukan pada pagi hari ataupun sore hari yaitu dengan cara melihat cangkang yang mati di tempat kejadian tersebut.









Hasil Pengamatan
Tugas 1
PENGAMATAN PADA TANGGAL 8 OKTOBER 2010
Di daerah  Lamnyong,desa Rumpet didekat daerah areal persawahan beberapa meter dari aliran sungai
Pada Tanaman sayuran

Hari pertama (kamis).
·         Pukul (08.00 WIB ) pagi hari------------------------------------ tidak ada cangkang yang mati
·         Pukul (05.15 WIB)  sore hari------------------------------------ tidak ada cangkang yang mati
Hari kedua (jumat).
·         Pukul (08.00 WIB) pagi hari ------------------------------ 1 buah cangkang siput kecil mati,
·         Pukul (05.22 WIB) sore hari ------------------------------- 1 buah cangkang siput yang            mati,dan beberapa orgaisme lain yaitu lintah pun ikut mati.

Pengamatan berhenti sampai hari kedua,  karena  sudah cukup melihat Hasil kerja SIPUTOX 5G
Yang dapat mengendalikan MOLUSCA ,kemudian area tempat tanaman yang ditaburi tadi segera dibersihkan agar tidak ,mencemari tanah.hasil dikemudian dianalisa ternyata butir (granular) yang menempel  pada jaringan kulit  tubuh molusca dapat menyebabkan kematian.menurut kami bahan kimia ini dapat mempengaruhi jaringan kulit molusca atau (sitotoksik).



Tugas 2
SIPUTOX 5G
·         Bahan Aktif : Methaldehyde 5%
·         Dosis            :
·         Formulasi :butiran (granular)














PENGARUH PEMBERIAN SIPUTOX 5G TERHADAP MOLUSCA
Di
 s
U
S
U
n
Oleh :
Ayu Rahayu
Firdaus
Ibnu Hajar
Juli Fikrian
Muhammad Isa
Teuku Rizal Ramadhana J

unsyiah.jpg





FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNSYIAH
BANDA ACEH –DARUSSALAM
2010

Rabu, 13 Oktober 2010

beberapa kekayaan alam dan kegunaan di indonesia


Kekayaan alam Di Indonesia

indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara mega biodiversitas yang dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman hayati dunia. Kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia sebanyak ± 6.000 spesies flora dan fauna yang dimanfaatkan sehari-hari untuk pangan, obat-obatan, kosmetik, pewarna dan lain-lain; keanekaragaman ekosistem alam sebanyak ± 47 tipe; sedangkan keanekaragaman genetik sampai saat ini belum banyak diketahui, walaupun telah digunakan untuk pemuliaan berbagai kepentingan budidaya tumbuhan dan satwa.
Keanekaragaman spesies Indonesia tercatat dalam urutan kesatu untuk mamalia (436 spesies, 51% endemik), kupu-kupu (121 spesies, 44% endemik) dan palem (477 spesies, 47% endemik); keempat untuk reptil (512 spesies, 29% endemik); kelima untuk burung (1.519 spesies, 28% endemik); keenam untuk amphibi (270 spesies, 37% endemik); dan ketujuh untuk tumbuhan berbunga (29.375 spesies, 59% endemik).
Sebagian besar kekayaan keanekaragaman hayati tersebut berada di kawasan hutan alam, terutama di dalam kawasan konservasi. Kawasan konservasi di Indonesia mencakup areal seluas 27 juta hektar terdiri dari Kawasan Suaka Alam (cagar alam dan suaka margasatwa), Kawasan Pelestarian Alam (taman nasional, taman wisata alam, dan taman hutan raya) dan taman buru.
Salah satu kawasan konservasi terbaik untuk menyaksikan keanekaragaman, keunikan, kekhasan, dan keindahan flora/fauna yang endemik, langka dan dilindungi, termasuk menyaksikan keindahan dan keajaiban fenomena alam adalah di taman nasional. Taman nasional mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pelestarian keaneka-ragaman hayati, sehingga penunjukan dan penetapannya diupayakan sedapat mungkin mencakup perwakilan semua tipe ekosistem yang berada dalam tujuh wilayah bio-geografi pulau di Indonesia.
Taman nasional disamping memiliki daratan berupa hutan, pantai, savana, rawa, juga memiliki perairan dengan kehidupan laut, seperti karang, ikan, moluska, biota laut, mangrove, dan lain-lain), yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, Bali Barat dan Komodo. Sedangkan taman nasional yang hampir seluruhnya berupa perairan dengan kehidupan lautnya yaitu Taman Nasional Kepulauan Seribu, Karimunjawa, Taka Bonerate, Wakatobi, Bunaken dan Teluk Cendrawasih. 
Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.semuanya adalah merupakan kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia ini

Maslah kerusakan alam indonesia
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85 persen dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan [Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003].






Rekor kekayaan Alam di Indonesia yang terkenal di dunia
Floura dan Fauna
·        Negara kepulauan terbesar di dunia
Indonesia terdiri dari 17.504 pulau. 9.634 pulau diantaranya belum memiliki nama dan 6.000 pulau diantaranya merupakan pulau yang tidak berpenghuni (manusia).
·        Terumbu karang terkaya
Diperkirakan, luas terumbu karang di dunia mencapai 284,300 km2. Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan). Sayang sekitar 60% diantaranya dalam kondisi rusak.
·        Hutan tropis terluas ketiga
Luas hutan tropis Indonesia adalah 120 juta hektar (menteri kehutanan mengklaim 138 juta ha) dan merupakan terluas ketiga setelah hutan tropis Brazil dan Zaire di Afrika. Sayang, laju kerusakan hutan di Indonesia juga sangat tinggi bahkan tercacat dalam buku rekor dunia Guinness 2008 sebagai negara yang hutannya paling cepat mengalami kerusakan (deforestasi).
·        Jenis burung terbanyak kelima
Indonesia memiliki 1.539 jenis burung atau sekitar 17% dari jumlah seluruh jenis burung di dunia dan 381 jenis diantaranya merupakan jenis endemik Indonesia. Dilihat dari total jenis burung, Indonesia menduduki urutan kelima setelah Kolombia, Peru, Brazil dan Equador.
·        Biodeversity Anggrek terbesar
Indonesia memiliki sekitar 5.000 jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Sayang, 2.000 jenis diantaranya kini terancam punah.
·        Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar
Rafflesia arnoldi (Patma Raksasa) merupakan tumbuhan parasitobligat yang terkenal karena merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik diPulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, danSumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.
·        Tarsier Pygmy, Primata terkecil
Tersier Pygmy, primata terkecil Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung merupakan primata terkecil di dunia. Primata ini panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.
·        Komodo, spisies kadal terbesar
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
·        Python Reticulata, ular terpanjang
Python Reticulata yang mempunyai panjang 10 meter ditemukan di Sulawesi.
·        Ikan terkecil
Ikan dengan nama ilmiah Paedocypris progenetica ini ditemukan di lahan gambut Sumatera oleh tim peneliti dari Eropa dan Singapura. Tubuh ikan dewasa ini hanya sebesar nyamuk dengan panjang 7,9 mm. Ikan ini mengalahkan rekor ikan terkecil sebelumnya yang dipegang oleh ikan cebol (Trimmatom nanus), yang panjangnya 8 mm. Paedocypris progenetica masih satu keluarga dengan ikan gurame. Para penemu ikan ini mempublikasikan temuan itu dalam jurnal ilmiah Proceedings terbitan Inggris, pada Januari 2006.



















Rekor kekayaan alam Indonesia  perkebunan dan Energi
Sehingga menjadi Devisa bagi negara

Menurut buku World in Figure 2003, Penerbit The Economist,USA data kekayaan Indonesia adalah:
1.      Penghasil Biji-bijian terbesar no 6;
2.      Penghasil Teh terbesar no 6;
3.      Penghasil Kopi no 4;
4.      Penghasil Cokelat No 3;
5.      Penghasil Minyak Sawit (CPO) No 2
6.      Penghasil Lada putih No 1. lada hitam No 2
7.      Penghasil Puli dari buah Pala No 1
8.       Penghasil Karet Alam No 2,
9.      Karet Sintetik No 4;
10.  Penghasil Kayu Lapis No 1 (pengekspor 80% didunia)
11.  Penghasil ikan no 6;
12.  Penghasil Timah No 2;
13.  Penghasil Batu Bara No 9
14.   Penghasil Tembaga No 3;
15.  Penghasil Minyak Bumi No 11;
16.  Penghasil Natural Gas No 6,
17.  LNG (gas alam cair) No 1 (20% dari suplai seluruh dunia);
18.  Penghasil Emas no 8 dan bahan tambang lainnya. (http://km.itb.ac.id, Arah Teknologi Kita, 26/06/2006).
Dari keterangan diatas ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan kekayaan yang telah dimiliki kita mampu memberikan devisa bagi Negara yang berguna juga untk kemakmuran bangsa ini,tetapi amatlah disayangkan walaupun kekayaan alam Indonesia melimpah ruah tetapi tahapan pengelolaan yang digunakan masih dangkal dan banyak melibat kan uluran tangan bangsa asing sehingga kita ibarat hanya seperti budak yang mengandal kanotot saja sedangkan yang menjalankan sebagai otaknya adalah bangsa luar,dikarenakan ilmu dan teknologi yang sangat kurang sekali dalam mengelola kekayaan ala mini.



Cara memanfaatkan Sumber daya Alam di Indonesia

Kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah jika dibandingkan dengan beberapa negara maju yang ada saat ini, seperti Jepang, Singapura dan lain-lain, dapat dibayangkan apabila kemampuan meguasai teknologinya lebih maju maka tentunya akan mampu menjadi salah satu negara yang makmur dengan masyarakat yang sejahtera sebagai negara maju. Tanpa peran inovasi serta IPTEK, maka niscaya nilai tambah yang tinggi tidak akan diperoleh dan daya saing produk pun menjadi lemah. Dimana persaingan saat ini sangat terkait dengan pola produksi yang mengikuti proses modernisasi yang mengedepankan aspek inovatif, efektif dan efisien serta kompetitive.
Secara kuantitas jumlah penduduk miskin per Maret 2008 bangsa Indonesia adalah sebesar 35 juta atau 15,4% dari total penduduk. Jika menggunakan kriteria Bank Dunia, pendapatan minimal US$ 2 per hari, maka jumlah penduduk miskin Indonesia akan mencapai 125 juta atau 55% dari totak penduduk. Angka pengangguran juga masih besar. Pada Maret 2008, jumlah angka penganggur terbuka sebesar 9,4 juta atau 8,5%. Angka ini dihitung Badan Pusat Statistik (BPS) pada musim panen raya, ketika kaum migran kembali ke desa. Dalam kondisi normal, pengangguran terbuka masih di atas 10 juta. Ditambah mereka yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu, total pengangguran bangsa Indonesia akan berada di atas 40% dari total jumlah penduduk .
Keadaan empirik tersebut, menjadikan IPTEK sebagai harapan dan orientasi pengembangan Investasi di Indonesia ke masa depan, hal ini dilihat dengan potensi sumber kekayaan alam Indonesia yang masih sangat besar, dan masih akan sangat menjanjikan untuk jangka waktu panjang. Penciptaan dan penerapan teknologi yang sesuai dalam mengupayakan pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia akan dapat jauh lebih optimal. Sehingga ’dongeng’ tentang kekayaan alam yang dikandung bumi Indonesia benar-benar akan nampak, sehingga dapat dinikmati dan digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Pembangunan Iptek ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia; untuk penyediaan dan pengolahan sumber daya alam dan energi; untuk pengembangan industri serta pelestarian lingkungan; dan untuk pertahanan dan keamanan. Dengan pengertian bahwa penciptaan, pemanfaatan untuk upaya pengelolaan berbagai potensi sumber daya alam bagi manusia adalah dimaksudkan untuk terjadinya kondisi harmonis yang dapat selaras dengan lingkungan yang pada akhirnya sebagai potensi pengembangan bangsa akan menjadi sumber potensi untuk mendukung kekuatan nasional.
Teknologi sangat berperan terhadap kemajuan suatu bangsa, komposisi jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta, adalah sangat ironis jika dalam perkembangan Iptek global yang ada saat ini, tak satupun yang memainkan peran dan andil penting untuk pemanfaatan Iptek untuk pengelolaan kekayaan alam, sehingga semata hanya menjadi penonton proses eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alamnya dari bumi ibu pertiwi yang dipanen dan diolah untuk kepentingan kesejahteraan bangsa asing.
Jika melihat, perkembangan inovasi Iptek yang dikembangkan oleh bangsa lain seperti Amerika, inovasi tanpa henti yang dilakukannya terlihat dalam suasana persaingan yang ketat dengan gagasan baru, untuk produk, teknologi, proses, pemasaran dan keuangan. Hasinya adalah kurang lebih 1000 produk baru diperknalkan setiap bulan ke pasar Amerika. Bahkan sebelum komputer jenis tertentu keluar menggantikan model lamanya maka model terbarunya bahkan telah tersedia . Satu prinsip yang bahkan menjadi salah satu jalan bagi inovasi ini adalah dicampakkannya aturan dalam menciptakannya demi kemajuan Iptek dan masa depan manusia.
Bangsa indonesia yang lebih banyak bergelut dengan ideal normative ilmu menjadi penjaga nilai ketika perdebatan esensi kebangsaan secara komprehensive bukan hanya bertumpu pada kebutuhan normative malainkan kebutuhan praktis yang nampak jelas didepan mata dengan kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan dan penindasan.
Penilaian terhadap wealth capital menunjukkan kelemahan bangsa Indonesia yang terdiri dari kemampuan memproduksi (produce capital) dan kemampuan yang bersifat intangible (intangible produce). Wealth capital bangsa Indonesia sesuai survey bank dunia tahun 2005 pada sekitar 200 anggota PBB menunjukkan peringkat Indonesia pada peringkat 83 dibawah singapura, korea. Malaysia dan Thailand . Hal ini merupakan pesan betapa sangat rapuhnya implementasi Iptek dalam upaya pengelolaan SKA di Indonesia.
Konsep agribisnis yang masih ditekuni bangsa Indonesia hingga kini adalah secara terbatas dikemukakan sebagai model yang masih mengedepankan aspek kelimpahan teknologi, dengan demikian sangat terpengaruh oleh iklim dan luas wilayah produksi. Sementara negara maju telah bergerak ke kegiatan agribisnis yang berorientasi pada inovasi (innovation driven) dengan kemajuan teknologi , di mana komoditas yang diciptakan adalah hasil penerapan iptek tinggi dan ketersediaan tenaga kerja terdidik, memiliki nilai tambah dan peluang pasar yang luas.