Penayangan bulan lalu

Jumat, 17 Desember 2010

KEANEKARAGAMAN HAYATI PULAU SABANG

Pendahuluan

Pulau Weh (sering juga disebut Sabang karena berada di wilayah administratif Kota Sabang), terletak di antara 95° 13' 02" dan 95° 22' 36" BT dan antara 05° 46' 28" dan 05° 54' 28" LU. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia (dan merupakan titik 0 kilometer Negara Kesatuan Repulblik Indonesia) yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Thailand dan India. Pulau Weh merupakan sebuah pulau atol (pulau karang) yang proses terjadinya melalui pengangkatan dari permukaan laut. Sekitar 2600 ha terumbu karang yang terdapat di Pulau Weh (terutama di sekitar Pulau Rubiah) telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh oleh Menteri Kehutanan (SK No. 928/Kpts/Um/1982 tanggal 22 Desember 1982).Kondisi demikian menjadikan Sabang terkenal sebagai tujuan wisata bahari dan memiliki potensi perikanan yang tinggi.


KEANEKA RAGAMAN HAYATI PULAU WEH
(Biota laut dan flora dan fauna )

Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.khususnya pada daerah sabang (pulau weh).
TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
• Keanekaragam Tingkat Ekosistem
• Keanekaragam Tingkat Spesies (Jenis)
• Keanekaragam Tingkat Gen
Pulau weh,sangat terkenal dengan keindahan bawah lautnya pemandangan nan biru yang indah menjadi daya tarik wisatawan manca Negara dan local untuk mengeruk keuntungan yang berupa devisa bagi Negara Indonesia ini
Pada daerah sabang ada beberapa titik yang sering di tuju,untuk melihat kondisi pantai dan alam bawah laut dengan cara diving dan snorkeling
• Taman pulau rubiah
• Gapang Beach,
• Iboih Beach,
• Ujong Goa Sarang,
• Anoe Itam, pasir putih dan masih banyak tempat menarik lainya untuk dikunjungi

Pada beberapa titik tersebut banyak di huni berbagai jenis ikan kecil,terumbu karang sangat banyak terdapat di pulau rubiah, gurita(Octopus) dan ikan pari (Stingrays) dan kaya akan ikan-ikan karang. ikan bermacam warna. Dapat ditemukan kerang raksasa (gigantic clams) , ikan bendera (angel fish), ikan taji-taji(school of parrot fish), ikan kucing –kucing (lion fish), terumbu karang berbentuk seperti tanaman sea fans, dan banyak lagi.makhuk hidup bawah laut tersebut berdasarkan nama yang sering di ucapkan oleh penduduk sabang.
Pulau weh juga memiliki hutan wisata didaerah iboih dimana terdapat banyak gua-gua,dan dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup seperti
• bermacam burung,
• kelelawar,
• dan ular.
Hutan Wisata Iboih terletak bersebelahan dengan Taman Laut Rubiah, dengan luas sekitar 1300 hektar dan juga merupakan daerah terlindung. Hutan ini merupakan hutan hujan tropis yang masih tinggi kerapatannya tetapi selalu mengundang pengunjung untuk menikmati keindahan keasliannya. Hutan ini tempat bagi beragam binatang, banyak terdapat
• monyet,
• reptil kecil dan besar, dan
• burung beraneka warna termasuk burung dara Nicobar yang tidak terdapat di bagian lain Indonesia.
Hal ini sangat terkait dengan topografi Kawasan Sabang yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan ketersediaan hutan lindung yang professional dalam penjagaan dimana berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungannya. Luas wilayah yang terbatas pun akan membatasi pemanfaatan hutan ini sebagai hutan produksi. Saat ini, pemanfaatan hutan sebagai hutan produksi hanya diupayakan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian sampingan. Oleh karenanya produksi hutan tidak berjalan secara intensif. Pengembangan sumber daya kehutanan untuk Kawasan Sabang diarahkan untuk mempertahankan hutan lindung dengan cara melestarikan dan menjaganya sehingga upaya untuk konservasi alam dalam rangka keseimbangan lingkungan tetap terjamin. Dengan pertimbangan fungsi ekologis, maka sumber daya hutan dibatasi pemanfaatannnya kecuali untuk keperluan konservasi. Secara umum luas hutan (berbagai fungsi) yang ada di Kawasan Sabang adalah 14.931,32 Ha atau sekitar 60% dari luas seluruhnya. Hasil hutan yang dapat diambil adalah kayu semantok, ketapang dan pulai, sedangkan hasil non kayu adalah rotan dan damar. Namun sampai saat ini hasil hutan tersebut belum diproduksi. Pemanfaatan hutan yang mempunyai potensi besar adalah digunakan sebagai obyek wisata atau sebagai “Ecotourism” yang mengandalkan keindahan alam dan untuk berburu. Pemanfaatan hutan sebagai obyek wisata tetap harus memperhatikan aspek-aspek kelestarian hutan